Kamis, 21 Juli 2011

Askep Myocarditis


MYOCARDITIS

Definisi :
  • Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung yang sangat khusus (Brooker, 2001).
  • Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1999).
  • Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).
  • Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung (miokardium) (Doenges,1999).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa myocarditis adalah peradangan/inflamasi otot jantung oleh berbagai penyebab terutama agen-agen infeksi.

Etiologi : 1. Proses infeksi virus (Coxsackie grup B, komplikasi dari influenza A dan      B, herpes simplex), bakteri dan jamur parasit, protozoa dan ricketsia.
 2. Obat-obatan, missal : doxorubicin (adiamycin)
 3. Penyakit tetentu misalnya sarcoidosis, penyakit kolagen (demam rhemautic)
 4. Terapi imunosupresi (terapi yang menekan sistem imun).

Manifestasi klinis :
Tanda-tanda : 1.  Takhikardia, bila terjadi penigkatan suhu akibat infeksi maka frekuensi denyut nadi akan lebih tinggi dari pada frekuensi yang sesuai dengan suhu badan tersebut.
2.  Jantung dapat membesar secara cepat, keadaan ini harus dibedakan dengan pembesaran jantung akibat perikarditis.
3.  Bunyi jantung lemah disebabkan adanya penurunan daya kontraksi otot jantung. Katup-katup mitralis dan trikuspidalis tidak dapat menutup dengan sempurna.
4.  Dapat terdengar irama gallop.
5.  Biasanya ditemukan gangguan irama supravcntrikulwr dan ventrikuler.
6.  Dapat lirnbul payah jantung. Payah jantung yang sering dijumpai adalah payah jantung kanan, ini disebabkan oleh karena olot miokard ventrikel kanan lebih tipis dari pada ventrikel kiri.


Pemeriksaan klinis:
a)      Pembesaran jantung
b)      Murmur jantung, suara jantung abnormal, irama gallop dan bising sostolik.
c)      Ericardium friction rub, dengar juga bila pasien mengalami pericarditis
d)     Pulsus alternan, terjadinya perubahan pada denyut kuat dan lemah.
e)      Demam dan takikardia
f)       Gejala gagal jantung kongestif bisa terjadi

Pemeriksaan Diagnostik
g)      Riwayat terjadinya infeksi
h)      Perubahan EKG sementara
i)        Peningkatan jumlah leukosit dan LED
j)        Rontgant thorax, mungkin menunjukkan pembesaran jantung dan kongesti paru
k)      Peningkatan antibody
l)        Kultur jaringan
m)    Perlu dicurigai adanya miokarditis pada setiap penyakit infeksi yang discrtai dengan takhicardi.

KOMPLIKASI
1)      Kardiomiopati kongestif/dilated
2)      Payah jantung kongestif
3)      Efusi pericardial
4)      AV block total
5)      Trombi Kardiac (FKUI, 1999)           



PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10).
Pengkajian pasien myocarditis (Marilynn E. Doenges, 1999) meliputi :  Aktivitas / istirahat.
·         Gejala : kelelahan, kelemahan.
              Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktivitas Sirkulasi.
·         Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital, bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan.
Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal, kardiomegali, frivtion rub, murmur, irama gallop (S3 dan S4), edema, DVJ, petekie, hemoragi splinter, nodus osler, lesi Janeway.
·         Gejala : riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal ; penurunan frekuensi/jumlsh urine.
Tanda : urin pekat gelap. Nyeri/ketidaknyamanan
·         Gejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring.
Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah.
·         Gejala : napas pendek ; napas pendek kronis memburuk pada malam hari
(miokarditis).
Tanda : dispnea, DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ; batuk, inspirasi mengi ; takipnea, krekels, dan ronkhi ; pernapasan dangkal.
·       Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis ; trauma dada ; penyakit keganasan/iradiasi thorakal ; dalam penanganan gigi ; pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/GU), penurunan system immune, SLE atau penyakit kolagen lainnya.
Tanda : demam.
·       Gejala : terapi intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau penyalahgunaan obat parenteral.


 Diagnoasa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan curah jantung.
3. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.



Intervensi

Diagnosa

Perencanaan

kriteria hasil

Tujuan

Intervensi

Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan
Tupen : nyeri hilang atau terkontrol.
Tupan : efek-efek sistemik dari infeksi berkurang.

-Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan faktor pemberat atau penurun.
-Perhatikan petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan
- Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan
- Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi
-Nyeri berkurang atau hilang
- Klien tampak tenang.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan curah jantung
Tupen : pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas
Tupan : inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard serta penurunan curah jantung teratasi.
-Kaji respons pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya perubahan dan keluhan kelemahan, keletiahan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas.
- Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah aktivitas dan selama diperlukan.
-Pertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai indikasi
- Bantu pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur, mencatat respons tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan aktivitas.


-perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.
- pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa dibantu.
- Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.

 Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.

Tupen : mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung
Tupan : Mengidentifikasi degenersi otot jantung dan fungsi ventriel.
 -Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah aktivitas dan selama diperlukan.
- Berikan posisi kenyamanan
- Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak/muffled tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4
melaporkan/menunjukkan penurunan periode dispnea, angina, dan disritmia.
- memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil.

Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.



menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.

- Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat
- Jelaskan efek inflamasi pada jantung, secara individual pada pasien
- Anjurkan pasien/orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat; kebutuhan diet ; pertimbangan khusus ; aktivitas yang diijinkan/dibatasi.
- Kaji ulang perlunya antibiotik jangka panjang/terapy antimicrobial
- mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan.
- memperlihatan perubahan perilaku untuk mencegah komplikasi..



IMPLEMENTASI
1.      Nyeri
a.       Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau penurun. Perhatikan petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan, misalnya ; berbaring dengan diam/gelisah, tegangan otot, menangis.
b.      Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan misalnya ; perubahan posisi, gosokkan punggung, penggunaan kompres hangat/dingin, dukungan emosional.
c.       Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (agen nonsteroid : aspirin, indocin ; antipiretik ; steroid).
d.      kolaborasi pemberian oksigen suplemen sesuai indikasi.

2.      Intoleransi aktivitas
a.       Kaji respons pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya perubahan dan keluhan kelemahan, keletiahan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas.
b.      Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah aktivitas dan selama diperlukan.
c.       Pertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai indikasi.
d.      Rencanakan perawatan dengan periode istirahat/tidur tanpa gangguan.
e.       Bantu pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur, mencatat respons tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan aktivitas.
f.       kolaborasi pemberian oksigen suplemen sesuai indikasi.

3.      Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
a.       Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah aktivitas dan selama diperlukan.
b.      Pertahankan tirah baring dalam posisi semi-Fowler.
c.       Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak/muffled tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4.
d.      Berikan tindakan kenyamanan misalnya ; perubahan posisi, gosokkan punggung, dan aktivitas hiburan dalam tolerransi jantung.

4.      Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)
a.       Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.
b.      Jelaskan efek inflamasi pada jantung, secara individual pada pasien. Ajarakkn untuk    memperhatikan gejala sehubungan dengan komplikasi/berulangnya dan gejala yang dilaporkan dengan segera pada pemberi perawatan, contoh ; demam, peningkatan nyeri dada yang tak biasanya, peningkatan berat badan, peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
c.       Anjurkan pasien/orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat; kebutuhan diet ; pertimbangan khusus ; aktivitas yang diijinkan/dibatasi.
d.      Kaji ulang perlunya antibiotic jangka panjang/terapy antimicrobial.

Evaluasi :
  1. Hemodinamik stabil : frekuensi pernapasan 16-20 kali permenit, suara paru dengan auskultasi bersih, normal sinus rhythm
  2. Nyeri hilang atau terkontrol
  3. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
  4. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
  5.  Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar